Deep Learning
Oleh : Evi Kurniawati
Tepat setelah diumumkannya formasi Kementerian Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, perhatian dunia pendidikan Indonesia tertuju pada sosok Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti. Kehadiran beliau membawa angin segar, menguatkan harapan masyarakat terhadap layanan pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan anak bangsa di masa yang akan datang.
Namun, tidak sedikit masyarakat yang apatis. Mereka beranggapan bahwa siapa pun yang memimpin, kondisi pendidikan akan tetap sama. Terlebih, isu pergantian kurikulum menjadi momok tersendiri di kalangan pendidik. Celotehan seperti “Belum sempat memahami Kurikulum Merdeka dengan benar, sudah ganti lagi,” mulai bermunculan. Banyak komentar kritis mempertanyakan kapan target-target pendidikan dapat tercapai jika kondisi seperti ini terus berulang. Kekhawatiran bahwa pendidikan akan “jalan di tempat” kembali menjadi sorotan.
Sebetulnya, kekhawatiran ini tidak perlu dibesar-besarkan. Perbedaan gagasan adalah hal yang wajar dalam negara demokratis. Paparan Mendikdasmen pada 6 November 2024 semakin menguatkan keyakinan bahwa arah kebijakan yang diambil menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua. Strategi kebaruan, kemitraan, dan keadilan menjadi pijakan utama Prof. Abdul Mu’ti dalam mengelola pendidikan Indonesia lima tahun ke depan.
Salah satu bocoran kebijakan Pak Menteri Mu’ti yaitu akan diterapkannya pendekatan deep learning dalam pembelajaran. Menurutnya, pendekatan ini bertujuan membawa peserta didik pada materi pembelajaran yang ringan, tetapi dipahami secara mendalam.
Pendekatan deep learning ini mengingatkan pada konsep ADLX Terpadu yang diusung oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia. ADLX (Active Deep Learning Experience) adalah desain pembelajaran berbasis student-centered yang menyuguhkan pengalaman belajar aktif dan mendalam. Konsep ini sudah lama dikenalkan oleh JSIT melalui pelatihan-pelatihan yang rutin diadakan.
Sebagai bagian dari JSIT, Sekolah Islam Terpadu Mentari Ilmu yang berlokasi di Karawang, telah berupaya menerapkan pendekatan ini sejak tahun 2022. Sekolah yang berdiri sejak 2009 ini, berkomitmen untuk adaptif terhadap perubahan kebijakan yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan.
Komitmen ini diwujudkan dengan penerapan kerangka STEM dalam pembelajaran. STEM adalah pendekatan pembelajaran terintegrasi yang dirancang untuk mengasah keterampilan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika, dengan fokus pada pemecahan masalah dunia nyata. Kolaborasi framework STEM dengan pendekatan deep learning yang dikemas dalam pendekatan ADLX TERPADU diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh khususnya di Mentari Ilmu.
Akhirnya kita pun berharap implementasi pembelajaran deep learning dapat dilakukan secara bertahap dan simultan, sehingga seluruh pendidik di Indonesia mampu memahaminya dengan baik. Dengan demikian, ungkapan “ganti menteri, ganti kurikulum” tidak lagi menjadi keluhan lima tahunan. Sebaliknya, kebijakan baru akan melengkapi dan memperkuat kebijakan sebelumnya, menuju pendidikan bermutu untuk semua. Generasi emas 2045 pun dapat terwujud.