• Follow Us On :

Pentingnya Pendidikan Keimanan di Era VUCA 

Oleh : Wawan Kurniawan 

Saat ini kita hidup di zaman yang sering disebut sebagai era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), di mana perubahan terjadi dengan cepat dan masa depan sulit untuk diprediksi. Oleh karena itu, pendidikan harus menyesuaikan diri dengan memberikan pondasi yang kuat bagi anak-anak, terutama dalam hal kemampuan belajar dan menghadapi masalah. Namun, di atas segalanya, pondasi terpenting yang harus dibangun adalah pondasi keimanan.

Di sekolah-sekolah Islam, anak-anak telah dibiasakan melaksanakan ibadah wajib, bahkan ibadah sunnah. Kita tentu bahagia ketika melihat anak-anak kita terbiasa sholat lima waktu, hafal beberapa juz Al-Qur’an, rajin melaksanakan sholat tahajud dan dhuha, menjalankan shaum sunnah, serta ibadah lainnya. Namun, pertanyaan pentingnya adalah: apakah mereka melaksanakan semua itu atas dasar keimanan? 

Memang, melaksanakan amal saleh seperti sholat, menghafal Al-Qur’an, dan shaum merupakan salah satu bukti keimanan. Tetapi, ibadah-ibadah tersebut juga dapat dilakukan tanpa landasan keimanan yang kuat, yang pada akhirnya berpotensi ditinggalkan ketika mereka dewasa. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian utama lembaga-lembaga pendidikan. 

Keimanan anak-anak harus dididik, dipupuk, dan dirawat dengan baik agar menjadi penjaga mereka dari kerasnya tantangan zaman. Dengan keimanan yang menghujam dalam hati, anak-anak akan mampu bertahan dan teguh memegang prinsip-prinsip Islam meskipun menghadapi berbagai godaan dan tekanan. 

Kita dapat belajar dari kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam, yang dengan keimanannya berhasil menahan godaan Siti Zulaikha. Atau Bilal bin Rabah, yang dengan keimanannya mampu bertahan dari siksaan Umayah bin Khalaf. Begitu pula dengan para pejuang Palestina masa kini, yang tetap tegar menghadapi genosida yang dilakukan oleh Israel la’natullah ‘alaihim

Anak-anak dengan keimanan yang kokoh inilah yang kita dambakan, mereka yang mampu bertahan dan menjadi pemenang di tengah fitnah zaman yang penuh tantangan. 

Lalu, bagaimana cara agar anak-anak memiliki pondasi keimanan yang kuat? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada satu syarat utama yang harus dipenuhi. Selain peran orang tua yang menjadi faktor kunci, guru juga memegang peranan sangat penting dalam pendidikan keimanan ini. 

Keimanan hanya dapat dididik dengan keimanan pula. Oleh karena itu, keimanan orang tua dan guru menjadi syarat utama keberhasilan dalam mendidik keimanan anak. Ketika orang tua dan guru mampu menjadi teladan dalam keimanan, anak-anak akan lebih mudah menyerap nilai-nilai keimanan yang kokoh dan tahan uji.

Syaikh Prof. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullah dalam kitabnya Asbab Ziyadatil Iman wa Nuqshanihi menyebutkan setidaknya tiga cara dahsyat untuk meningkatkan keimanan, yaitu: 

Pertama : Mempelajari ilmu yang bermanfaat

Di antaranya adalah membaca Al-Qur`an dan mentadaburinya, mempelajari nama dan sifat Allah Ta’ala, memperhatikan keindahan agama Islam, membaca sirah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta membaca sirah Salafus shalih

Kedua : Memperhatikan ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran) Allah yang berada di alam

Mengamati keindahan dan kebesaran ciptaan Allah di alam semesta akan menguatkan iman seseorang. 

Ketiga : Bersungguh-sungguh dalam beramal saleh 

Amal saleh dilakukan dengan hati, lisan, maupun anggota tubuh lahiriyah, termasuk berdakwah di jalan Allah Ta’ala dan menjauhi sebab-sebab yang dapat mengurangi keimanan. 

Seluruh cara ini bersumber dari keterangan Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW, baik yang tersurat maupun tersirat.

Program Mentari Ilmu Empowering Camp (ME-CAMP) 

Sejalan dengan tiga cara dahsyat meningkatkan keimanan ini, Yayasan Pendidikan Mentari Ilmu Karawang mengadakan program tahunan bertajuk Mentari Ilmu Empowering Camp (ME-CAMP). Program ini bertujuan untuk mendidik, memelihara, dan meningkatkan keimanan para guru dan tenaga kependidikan dengan pendekatan holistik yang menyentuh aspek fisik, ruh, dan akal. 

Rangkaian Kegiatan ME-CAMP 2024 ini terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya :

Pertama : Pra ME-CAMP (9 November – 21 Desember):  Diisi dengan berbagai kegiatan seperti Medical Check-Up, latihan fisik, peningkatan amal saleh harian (yaumiyah) seperti sholat tahajud, shaum sunnah, infak Palestina, tasmi’ Al-Qur`an, dan amalan lainnya dengan target yang telah ditentukan. 

Kedua :  Puncak ME-CAMP (22 – 23 Desember):  Dilaksanakan di Camping Ground Pasir Reungit, jalur pendakian Kawah Ratu, Gunung Bunder, Bogor. Kegiatan ini mencakup tafakur alam, tracking, tadabur Al-Qur`an, dan lainnya. Seluruh peserta mendirikan dan menempati tenda secara mandiri, atau melakukan solo bivak di hutan kawasan Gunung Bunder. 

Pada malam hari, peserta memanfaatkan momen berharga di tenda bivak masing-masing untuk menyendiri, bermuhasabah, bertafakur, dan tadabur Al-Qur`an dalam suasana hening dan khusyuk di tengah hutan Gunung Bunder.  Dini hari peserta bangun untuk melaksanakan Sholat Tahajud berjamaah dengan target bacaan Ketika tahajud 1 Juz Al-Quran, dilanjutkan dengan Sholat Subuh, dzikir AL-Matsurat dan Refleksi Bersama. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang mendalam bagi peningkatan iman dan pengembangan diri seluruh peserta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/mentarii/public_html/wp-content/plugins/elementor/includes/frontend.php on line 1463

Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/mentarii/public_html/wp-content/plugins/elementor/includes/frontend.php on line 1465